Minggu, 28 Oktober 2012

NASIONALISME, MASIHKAH ADA DALAM DIRIMU?


Jika kita membicarakan arti kata nasionalisme, kita sebagai anak bangsa pasti sudah mengetahui apa itu nasionalisme, ya nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan suatu bangsa. Itu dalam arti luas, tapi menurut saya nasionalisme adalah sebuah kata yang sudah hilang makna, kata yang sudah hilang arti, kata yang sudah hilang keabsahannya. Kenapa demikian? Karena arti dari nasionalisme itu sendiri malah menjadi sebuah tameng bagi beberapa golongan politik, mengakui diriya sebagai nasionalis, tapi pada faktanya mereka adalah komunis, mereka adalah libelaris, hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya.

Terkadang saya sudah tidak mau tahu tentang apa itu nasionalis, nasionalis sudah terkubur dalam-dalam bersama pahlawan pendiri bangsa, tapi saya sebagai salah satu orang terpelajar lebih berpikir bahwa nasionalisme Indonesia sudah pudar, sudah punah, mungkin dalam kata lain, SUDAH MATI!

Nasionalisme seharusnya ditanam dalam diri seseorang semenjak kecil, cinta tanah air, mengenang jasa para pahlawan, mengetahui sejarah bangsa, dan sebagainya, tapi itu tak bias terelakkan ternyata kita malah diperkenalkan sejarah peradaban modern tanpa diberikan nilai-nilai dasar, kita sudah lupa makna dari butir-butir pancasila, kita telah lupa makna dari PEMBUKAAN UUD 1945 yang semestinya menjadi patokan dasar bangsa Indonesia hidup. Kita malah disuapi dengan sejarah-sejarah barat yang padahal kita sendiri tidak mengerti, ini sudah jelas hilangnya nasionalisme itu sendiri dikarenakan kesengajaan bangsanya sendiri.




Bagai kacang yang lupa kulitnya, kita sudah tidak mau mengenal lagi Budi Utomo, tidak mau mengenal lagi PETA, tidak mau mengenal lagi kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan disekolah pun kita itu hanya menjadi bahan-bahan pelajaran saja, tapi dibalik itu semua, kita hanya mempelajari, mempelajari, dan mempelajari, tanpa tahu maknanya apa.

Jika kita ingin mengerti NASIONALISME itu sendiri, hal yang harus kita lakukan adalah, kita tahu dan mengerti apa itu itu bangsa, apa itu Negara, apa itu Indonesia, apa itu sejarah, dan siapa diri kita sebenarnya di dalam Negara ini, bukankah kita sendiri adalah perusak nasionalisme? Kita lebih menyukai makanan hot dog, pizza, burger, daripada lontong sayur, pecel, karedok, sayur asem. Kita lebih suka mendengarkan lagu-lagu barat daripada lagu-lagu daerah kita, bahkan kita malah lupa lagu bungong jempa, karatagan pahlawan, gugur bunga, ataupun lagu-lagu band masa kini. Kita lebih suka mengikuti pakaian gaya barat daripada baju kita sendiri, mengaku nasionalis, tapi nasionalis macam apa jika seperti itu? Masihkah kita sanggup untuk mengangkat wajah kita di depan pendiri bangsa kita? Mau dikata apa kita? Mungkin bagi sebagian orang itu adalah hal yang wajar karena kemajuan tekhnologi sudah merebak kemana-mana, boleh kita mempelajari kecanggihan jaman modern, tetapi bukan berarti kita melupakan siapa diri kita! Jika bukan kita siapa lagi yang akan mempertahankan tradisi bangsa? Jika kita seperti ini bagaimana dengan anak cucu kita nanti? Mungkin mereka akan bertindak tanduk semaunya mereka!

Kita terkadang malah menjadi seseorang yang nasionalis dadakan, saya ambil contoh, kita hanya menghormati bendera merah putih saat upacara senin saja, atau upacar hari-hari besar, kita hanya bernyanyi lagu-lagu wajib nasional pada saat ulang tahun kemerdekaan saja, dan masih banyak yang lainnya yang tak perlu saya kemukakan satu persatu, karena kita semua pasti sudah mengetahuinya, tapi kemana kita saat saudara kita terkena bencana? Kemana kita saat teman kita membutuhkan kita? Kemana kita saat tetangga kita meminta kita untuk membantunya? Jika kita mengaku orang yang nasionalis, tunjukan dahulu pada diri kita sendiri, tunjukan dulu pada orang-orang terdekat dengan kita, jangan hanya ketika ada yang mau merebut batik kita baru berdemo, jangan hanya ketika reog dirampok kita baru menyorakkan suara kita, tapi saat terjadi pembalakan liar? Kita berbuat apa? Saat terjadi gizi buruk pada anak-anak di desa terpencil, kita malah tidak tahu dan lebih parah lagi kita tidak mau tahu, nasionalisme bukan hanya ditunjukan pada dunia luar saja, tapi juga harus ditunjukan pada orang-orang disekitar kita!

Kita tahu siapa diri kita, kita tahu Negara kita, kita tahu apa itu Indonesia, kita tidak egois mementingkan diri kita sendiri, kita mau menghargai dan memaknai jasa pahlawan kita, kita mau menziarahi hidup berbangsa, berdaulat, bernegara, itulah NASIONALISME!
NASIONALISME bukan untuk dipelajari, bukan untuk diartikan, bukan hanya untuk dimengerti, bukan hanya untuk diamalkan, tapi NASIONALISME ITU ADALAH DIHAYATI HURUF DEMI HURUF YANG ADA DIDALAMNYA.

Tidak ada komentar: