Rabu, 08 Agustus 2012

Belajar Ibadah Pertama Anakku

f607067c91b5bcd22456c30af3958fba_semut-rang2
Menjalankan sebuah keluarga dengan penuh cita rasa dan penuh cinta bukanlah hal yang mudah. Sejak aku memulai bahtera hidup baru dengan pasanganku di pelaminan aku sudah yakin jika seseorang melakukan suatu keputusan pasti harus ada konsekuensi yang harus di ambil. Semua cobaan, ujian, dan segala hal yang dirasa pahit itu adalah bukti nyata bahwa kita harus menerima sebuah konsekuensi dalam berumah tangga. Jika kita menyerah dengan ujian Alloh SWT, lantas bagaimana kita akan mendapatkan rasa syukur dari sebuah ujian itu? Bukankah Allah SWT akan melihat perjuangan kita dalam menyelesaikan ujian-Nya? Disitulah perlunya konsekuansi nyata atas kekonsistenan hidup yang harus aku jaga saat memulai rumah tangga baruku.
Ketika ber-ijab qabul dengn wali nikah, bukankah itu awal dari perjuangan seorang lelaki menjadi imam sebuah keluarga? Beban yang menjadi tanggung jawab harus dijalankan, dan itu pastilah tidak mudah. Tapi jika seorang imam memiliki keimanan dan ketaqwaan yang mantap serta memasrahkan segalanya pada sang pencipta maka segalanya akan menjadi mudah. “lelaki akan dipertanggung jawabkan atas apa yang di ucapkannya” teringat akan kalimat itu benarlah kata-kata seorang lelaki itu akan membawa dampak bagi dirinya dan kehidupannya, hingga suatu ketika aku ber-ijab qabul menikahi istriku dengan janji akan mencintai dan menyayangi sepenuh hati, akan membimbing dan menafkahinya lahir bathin, dari kata-kata itulah lahir sebuah tanggung jawab atas sebuah keputusan yang sudah diraih yaitu membentuk keluarga sederhana yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Setelah genap 2 tahun setelah pernikahanku dengan istriku tercinta, aku mendapatkan anugerah Allah SWT, yaitu dengan kelahiran anakku yang aku beri nama Taufiq Al-Barzanji. Gemerlap kembang api di malam tahun baru masa itu masih terbayang dalam ingatanku. Tangis haru dan senyum bahagiaku mengiringi kelahiran anakku tercinta, saat itu aku tak henti-hentinya bersujud pada Allah atas karunia yang maha indah itu. Adzan pertama aku kumandangakan di dekat telinganya seraya aku ucapkan dua kali masyahadat, aku islamkan Taufiq dengan penuh keyakian agar kelak ia bisa meyakinkan orang muslim lainnya.
Di umur Taufiq yang masih 1 tahun aku perdengarkan ia dengan puji-pujian dan ayat suci al-quran agar kelak beliau dapat mengamalkannya lagi. Jika ada orang yang berkata pendidikan pertama adalah keluarga, maka itu adalah benar karena aku dan istriku akan mendidiknya sejak ia lahir sampai suatu saat nanti kami meninggal. orang tua adalah jendela ilmu pertama terhadap anaknya, maka orang tualah yang seharusnya selalu mendengarkan tangisan dan tawa anaknya, setiap aku bersama Taufiq bukan hanya aku ajarkan cara ia bicara, tapi aku mengajarkan bagaimana ia beretika dalam berbicara. Bukan hanya aku ajarkan ia berjalan dan makan, tapi aku ajarkan ia etika berjalan dan makan, bukan hanya aku ajarkan untuk hidup, tapi aku juga mengajarkan bagaimana ia beretika dalam kehidupan ini. Semua ini aku lakukan agar tindakan yang dilakukannya menjadi ibadah karena ketika manusia diciptakan oleh Allah SWT ke dunia ini tidak lain hanya untuk beribadah kepada-Nya.
Di suatu waktu saat ia berumur sekitar 5 tahun, aku ajak Taufiq melihat sebuah pohon rambutan di samping rumah, aku tunjukan padanya semut-semut yang sedang berbondong-bondong menyusuri ranting pohon rambutan tersebut, lantas aku bertanya pada anakku. “Taufiq, apa yang kau lihat dari semut-semut itu?”.
Anakku menjawab “semut itu berjalan bersama, dan saling berpapasan ketika bertemu dengan temannya”.
“ada lagi?” tanyaku.
“tidak ada yang mendahului, dan mereka saling tolong menolong dan bergotong royong yah”.
“benar anakku, tidakkah engkau melihat ciptaan Allah yang maha Esa itu? Mereka hidup bersama, berdampingan satu sama lain dan saling mengenal. Tahukah apa artinya itu?”.
“tidak tahu ayah, bisa jelaskan padaku?”.
“alangkah baiknya jika hidup kita dilandasi dengan rasa cinta kasih tergadap sesama, tidak memandang suku dan ras, siapapun orang itu maka kita harus menghormati dan menyayanginya sekalipun itu pada musuh nak. Jangan pernah membeda-bedakan dan berbaurlah pada semua orang, bantulah orang yang membutuhkan pertolongan dan bergotong royonglah, satu jalan menuju satu tujuan hidup yaitu menggapai ridha ilahi, itulah intinya nak”.
“oh, jadi kita tidak boleh membedakan orang lain ya ayah? Tapi bagaimana dengan orang yang jahat pada kita?”.
“semua orang mempunyai kedudukan yang sama di mata Allah nak, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya saja. Jika kau berada di lingkungan yang baik, maka buatlah lingkungan itu menjadi lebih baik, dan buatlah orang yang berada di lingkungan itu menjadi lebih baik darimu, lakukan semuanya dengan rasa ikhlas dan ridha. Dan jika engaku berada di lingkungan orang-orang jahat, maka perbaikilah mereka, jangan pernah menyerah dan putus asa, bersabarlah karena Allah selalu bersama orang yang sabar dan berada di jalan-Nya. Buatlah mereka mengerti bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah jalan menuju kehidupan yang abadi di akhirat nanti. Barang siapa yang menanam amal baik maka surgalah tempat ia kembali, dan barang siapa menanam amal buruk maka nerakalah tempat untuk ia kembali. Semoga engkau, keluarga kita dan semua ummat muslim berada pada jalan yang benar dan penuh kesabaran”.
“oh begitu ya ayah, sekarang aku mengerti, jadi kita sebagai sang makhluk harus dapat menebarkan kebaikan kepada semua orang meskipun itu kepada orang yang jahat”.
“betul sekali anakku, dan ingatlah selalu, rahmat Allah selalu berada pada orang yang beriman, satu hal pula yang harus kau ingat tersenyumlah! Karena dengan tersenyum engkau akan merasa tenang menjalankan segalanya, senyum itu mencerminkan ketenangan, kebahagiaan, keikhlasan, ketulusan, dan ketegaran. Bagaiamanapun keadaanmu tersenyumlah! La Tahzan, jangan bersedih dalam kehidupan ini, karena kesedihan akan membuat jiwa kita rapuh, karena senyum adalah ibadah”.
“berarti semua yang kita lakukan itu harus di awali dengan senyuman yah?”.
“begitulah nak, karena sewaktu engaku masih bayi pun engkau telah belajar tersenyum, engkau telah beribadah, dan itulah ibadah yang pertama kau lakukan pada kehidupan ini, ibadah yang pertama kau berikan pada penciptamu”.
“oh begitu yah, jadi sejak manusia lahir ke dunia ini tanpa di sadari mereka sudah beribadah ya! Sekarang aku mengerti yah, terimakasih atas pelajaran yang kau berikan hari ini”.
“ya sama-sama anakku”.
Kumandang adzan maghrib di sore itu mengakhiri perbincanganku dengan Taufiq, semoga pelajaran di hari itu dapat memberikan hikmah, pertunjuk, serta ilmu bagi kehidupannya kelak.
Amin.

Ia Pergi Tanpa Tuan

satu hilang, lenyap, entah kemana.
seolah ia pergi tanpa tuan.
ia lenyap, bagai embun-embun pagi yang terkena matahari.
mengapa ia pergi, sementara tuan itu mencarinya?
apakah yang tersiratkan dalam kepergiannya?
bencikah? putus asa? atau ia tlah terbunuh oleh dirinya sendiri?
ia menghilang, apakah akan membuat kebaikan?
apakah tuannya akan baik?
ia ingin kembali tapi ntah bgaimana jalannya.
ia ingin baik, jika tuannya tak menghardiknya!
tuan, jemputlah ia!
jemputlah dgn tangan lembutmu.
ia hilang, lenyap, tak berbekas.
karena ia tlah kehilangan cinta dan kasihmu.

ANDAI PERKATAAN, PERBUATAN, HATI, dan PIKIRAN BISA BERSATU

kita pasti pernah berpikir apa yang dirasakan oleh hati kita, pernah kita rasakan apa yang telah kita perbuat, pernah kita lakukan perbuatan yang kita katakan, dan pernah pula kita katakan apa yang kita pikirkan.
sungguh tragis memang, berbelit-belit, tapi begitulah faktanya. tapi adakalanya kita melakukan apa yang tidak dirasakan hati, kita juga pernah mengatakan atas apa yang tidak kita pikirkan, atau mungkin kita merasakan apa yang tidak kita lakukan?
bingung bukan? saya terkadang berpikiran ketika kita dalam keadaan yang tidak normal (galau, gundah, limbung, tertekan,terkekang, dsb lah) disaat itulah kita tidak bisa menyatukan ke-4 aspek itu!
saat kita berada dalam keadaan yang terdesak mungkin kita tak bisa mengatakan apa2, bukan karena kita tak mau tapi 1 alasannya! KITA TIDAK YAKIN ATAS APA YANG AKAN KITA KATAKAN! KITA TIDAK YAKIN ATAS APA YANG KITA PIKIRKAN, KITA TIDAK YAKIN ATAS YANG KITA LAKUKAN, DAN KITA TIDAK YAKIN ATAS APA YANG KITA RASAKAN!
beberapa orang dan saya salah satunya menganggap hal ini adalah sebuah kewajaran saja, karena saat kita dalam keadaan terdesak apa yang harus kita lakukan? sementara berbagai masalh merongrong semakin dekat menerkam kita, semakin dekat, dan semakin mulai menjalar, mencekik setiap urat nadi kita, apa yang harus kita lakukan terlebih dahulu?
bertindakkah? berpikirkah? berbuatkah? atau hanya berkata saja?
sayapun sangat amatlah bingung dengan apa kita harus bertindak! dengan cinta? ya mungkin bisa! tapi ketika cinta itu malah yang membuat kita terdesak? masih mampukah kita bertopang pada cinta itu? atau dengan kebencian? ah, saya pernah berkata kepada salah seorang teman saya tentang hal ini ADA KALANYA SAHABAT MENJADI MUSUH BESAR KITA, TAPI ADA KALANYA JUGA MUSUH TERBESAR KITA MALAH MENJADI SAHABAT TERBAIK KITA.
BINGUNG BUKAN? lantas apa yang saya ingin bicarakan akan hal ini? yang jelas saat sebuah KEYAKINAN mulai luntur maka ke-4 aspek diatas akan saling bertopang dagu, saling berperang untuk menjadi alternatif pilihan utama, saling mengalahkan, saling membenci, dan mungkin saing menggurui, intinya saat kita tergoyah oleh sebuah terpaan musibah YAKINLAH! DIRI KITA MAMPU! DIRI KITA BISA MELEWATI SEMUA ITU! kawan, tak ada masalah yang tak dapat terselesaikan, ALLOH MEMBERIKAN COBAAN TERHADAP KITA KARENA DIA YAKIN KITA PUNYA JALAN KELUARNYA! BERTEGUHLAH SAAT KITA TERKENA MUSIBAH, SAAT PERKATAAN, PERBUATAN, HATI, DAN PIKIRAN TAK LAGI BERSATU, AJAKLAH MEREKA, TUNDUKAN MEREKA! SAYA ADALAH PEMILIK KALIAN DAN SAYA YANG LEBIH PANTAS UNTUK MELAKUKAN SEMUA AKTIFITAS KALIAN!
SEMANGAT KAWAN! SAAT ANDA TERJATUH TAK PERLULAH KITA MENUNGGU TANGAN ORANG LAIN JIKA KITA MASIH MAMPU UNTUK BERDIRI SENDIRI! DAN YAKINLAH BANTUAN DAN KEKUATAN ITU AKAN DATANG PADA KITA JIKA KITA MEMILIKI KETEGUHAN HATI YANG BERBALUT KEIKHLASAN!

SIKLUS KEHIDUPAN=SIKLUS AKUNTANSI

berasal dari sebuah karang bebas yang sebebas-bebasnya, pemberian pengalaman yang tak akan terlupakan.
sebuah kebodohan yang terus-menerus dilakukan untuk menutupi sebuah AIB hidup!
saya rasa cukup untuk pembuka, dan mungkin anda akan tahu apa maksud dari catatan saya ini.
saya yakin anda sempat dan pernah berpikir tentang hubungan sebab akibat, karma, saling keterkaitan atau apapun namanya! sebagai contoh dari pemikiran saya ini tentang sebab akibat adalah:
“di sebuah Sekolah ada kepala sekolah, wakasek-wakaseknya, guru, sampai muridnya. ketika datang suatu waktu yang mengharuskan murid untuk ujian, mau tidak mau sekolah harus memberikan masukan (suplemen) pada muridnya, tapi darimanakah suplemen tersebut? untuk apa pemberian suplemen itu diberikan? dan siapa yang harus disalahkan ketika suplemen tersebut ternyata diketahui oleh orang luar?. saya akan menjawab pertanyaan itu dengan cara pandang saya (karena setiap orang punya cara pandang tersendiri).
pertanyaan pertama DARIMANAKAH SUPLEMEN ITU? bisa saja itu dibuat oleh guru, lalu dibicarakan melalui forum sekolah dan diusulkan pada atasan sekolah, lau turunlah pada siswa singkatnya. tapi suplemen itu tak akan ada jika sang guru tak memberikan usulan tersebut dan pihak sekolah tidak memberikan tanggapan positif pada sang guru! dan kenapa suplemen itu dibuat dan diberikan pada muridnya? ini adalah pertanyaan penting karena ini adalah kuncinya! suplemen itu dibuat kerena 2 faktor:
1. sekolah ingin menjaga nama baiknya (jaga image)
2 ketidak percayaan pihak sekolah atas kemampuan muridnya
dan SIAPAKAH YANG HARUS DISALAHKAN DALAM HALINI JIKA TERDENGAR OLEH PIHAK LUAR ALIAS BOCOR?
jawabannya adalah JANGAN MENYALAHKAN SIPA-SIAPA!
karena apa? inilah siklus kehidupan=siklus akuntansi, ketika suplemen itu bocor, maka pihak luar akan menyalahkan pihak sekolah terlebih dahulu, lalu pihak sekolah menyalahkan guru, guru akan menyalahkan murid karena tak bisa hati-hati, lalu sang murid akan menyalahkan sekolah (kenapa saya diberi suplemen itu? saya kan ga minta).
jika sudah begini maka apa yang akan terjadi? sekolah akan hancur atas perbuatannya sendiri, muridnya merasa tidak dipercaya atas kemampuannya oleh ihak sekolah, guru akan menyesal kenapa harus mengajukan usulan itu pada sekolah?
saya akan menyamakan hal ini dengan siklus akuntansi,
ketika ada soal, kita akan membuat jurna khusus dan jurnal umum terlebih dahulu, lalu mencatat ke buku besar, membuata jurnal penyesuaian, dan masuk pada neraca lajur, sampai akhirnya pada neraca setelah penutupan, ternyata di neraca setelah penutupan ada pencatatan yang salah, maka ia akan menyalahkan neraca lajur, lalu neraca lajur akan menyalahkan jurnal penyesuaian serta buku besar, lalu buku besar akan menyalahkan jurnal khusus dan jurnal umum, tapi apa kata jurnal umum? ngapain lu ngikutin gua? udah tau nsalah masih diikuti, lagian nlu juga ga nyadar ada yang salah kenapa ga di cek dulu! semua tidak ada yang mau disalahkan! tidak mau dipojokkan, padahal ternyata jurnal khusus mengutip suplemen yang diberikan oleh sang pembuat soal! lalu siapa yang harus disalahkan? sekali lagi saya katakan JANGAN MENYALAHKAN SIAPA-SIAPA! karena yang salah adalah diri kita sendiri, kita tidak yakin akan kemampuan kita sehingga kita melihat suplemen itu, guru tidak percaya akan kemampuan kita, dan pihak sekolah takut akan muridnya tidak lulus atas dasar menjaga IMAGE SEKOLAH!
pesan saya adalah, yakini dan percaya akan kemampuan kita! jangan pernah mau di bantu oleh orang lain jika kita masih bisa sendiri, cobalah dahulu! kita bukan tidak bisa, tapi kita tidak mau usaha!
nah, pelajarilah apa yang anda lihat, rasakan, apa yang anda sentuh, karena dari semua itulah ilmu nyata yang datang.
dan inilah ilmu yang saya dapatkan hari ini.
terimakasih.

Menyerah Bukan Pilihan!!

ini sebenernya kejadian kemarin tanggal 06 Juli 2011, cuma baru sempet di publish sekarang maklum karena ada suatu dan berbagai hal. haha yuk ah curhat.
begini awal ceritanya, selasa tanggal 05 Juli itu saya  datang kesekolah buat ngelatih paskibra, ketemu sama kepsek saya BAPAK MUHAMMAD IQBAL, SE ngobrol2 tentang sekolah dimana dan lain sebagainya sampai ngalor ngidul tuh obrolan dan akhirnya sampai pada inti pembicaraan;
kepsek: zan teman saya butuh TU di SMK SAGAMULIA, KAMU MAU GA?
saya: hmm… dmn tuh pak? boleh deh nanti saya coba..
kepsek:kalo mau saya telpon sekarang sama dia.
saya: ya udah pak telpon aja.
dia nelpon tuh dengan gelagat yang agak mencurigakan berbicara keras dengan seorang si telepon, dan akhirnya selesai juga.
kepsek:zan, saya udah nelpon dia kamu bisa kesana kapan?
saya: emang dmana pak tempatnya?
kepsek:itu yang di ciawi setelah rancamaya arah yang mau ke SUKABUMI
saya:waduh, saya kurang tau deh tuh pak dimana, saya ga pernah kesana pak, arah cimande bukan?
kepsek:ya! kalo mau ini nomor hp dia kamu telpon aja/
saya:ok pak, nanti saya hubungi dia.
setelah perbincangan selesai, saya dengan rekan saya IKHSAN, melanjutkan latihan lagi, setelah selesai latihan paskibra, saya tidak langsung pulang karena berencana untuk ashar disana, sembari menunggu waktu ashar tiba saya krim sms pada kepsek yang dimaksud, tak lama kemudian dia menghubungi saya, saya angkat dan dia bilang “ya! saya memang lagi butuh TU, kapan kamu bisa kesini?” saya jawab “oh mungkinj saya kesana besok pak”, “ya udah besok saya tunggu jam 10-11an jangan lupa bawa lamarannya ya!” kemudian telpon pun saya tutup.
setelah shalat ashar, saya pulang dan tidak memikirkan apa yang harus saya persiapkan untuk besok, dan ternyata…
hah? duit tinggal 3000? cukup ga ya buat besok? ya bismillah sajakah, saya berkata dalam hati,
setelah samapi rumah, saya diam, waktu juga sudah mulai malam, tapi persiapan untuk lamaran besok belum disiapkan, saya tertidur terlelap samapi adzan subuh pun sudah terdengar walau samar-samar, pagi pun tiba, jam 07.30 saya ke tempat fotocopy, bermodalkan uang 3000 itu saya kesana karena banyak yang harus di fotokopi dan ternyata uangnya pas! “jadi berapa mas”. “3500″. hah? kurang 500 ini gimana ya? saya cari2 di dalam tas saya ternyata masih ada 500! pas banget ternyata!
saya pulang, mulai membuat lamaran “bogor, 06 juli 2011. perihal: lampiran, dsb sampai ttd”, saya terpotong dulu karena harus mengantar kaka saya bejerja, dan alhamdulillah ada uang 5000, ckup buat bensin nih (karena bensinnya sekarat banget) sampai dirumah lagi mulai nulis lagi, semua udah selesai dan untungnya amplop untuk melamar sudah ada di jauh2 hari, jadi ga harus beli lagi. saya lupa ternyata pulsa saya habis sejak kemarin, haduh? ada uang 5000 mau di pake apa ya? pulsa atau bensin? kalo bli pulsa bisa sms tapi tar ga bisa pulang, kalo bli bensin ga bisa kontak2an.
bingung, tapi whatever lah! saya mandi, setelah mandi saya liat jam sudah pukul 09.30, bergegas dengan cepat saya nyalakan motor saya, bismillah…
eh ternyata sebelum jalan saya diberi pinjaman uang 7000, alhamdulillah buat ngisi pulsa. saya berangkat…
beli pulsa terlebih dahulu, lau jalan lagi, uang di saku tinggal 5000, bensin sudah sekarat ya udah saya belikan bensin. habislah uang saya… dengan modal nekat dan semangat saya mengayuh motor saya melewati the jungle, sukasari, elos, dan akhirnya sampai di pasar ciawi, tapi perjalanan belum selesai saya ikuti mobil arah cicurug semakin jauh, jauh, jauh….. dan ternyata……
tanpa disadari saya sudah masuk sukabumi, tapi masih berpikir oh mungkin sekolahnya si sukabumi kali ya! semakin jauh saya bawa motor dari perbatasan bogor-sukabumi waktu semakin siang pukul 12.00, PASRAH sudah! mungkin bukan rezeki kali ya! lalu saya putar balik menuju bogor lagi sambil lirik kanan kiri mencari sekolah yang dituju belum terlihat juga, sampailah sudah saya di rancamaya, saya bertanya “maaf pak, numpang tanya tau sekolah saga mulia?” waduh saya kurang tau tuh, mungkin daerah rancamaya di atas sana, saya putar balik lagi motor saya sudah sangat lelah sekali saya berkata, udahlah pulang aja ga akan ketemu nih! cape euy! tapi hati kecil saya bilang “MENYERAH BUKANLAH PILIHAN, KARENA KEMENANGAN ITU MUTLAK, BARZAN, BARZAN, BARZAN,. BISA!!!!” hahahha
saya masuk ke perumahan rancamaya, semakin jauh,jauh dan jauh juga tenyata tapi saya belum melihat adanya sekolah tersebut, saya bertanya pada satpam “maaf pak numpang tanya, tau smk sagamulia?”. oh mungkin itu di daerah mesjid SBY sebelum warung nangka tuh! waduh dimana lagi tuh ya? anda keluar lagi saja dari rancamaya lalu belok kanan sekitar 200m dari rancamaya tanya saja lagi disana. saya putar balik lagi motor saya, sungguh melelahkan, ahhh ternyata dijalanan banyak polisi! waduh? gimana nih? pajak mati lagi! ahhh wallahualam bissawab ajalah! bantu saya ya alloh..
karena jalanan macet, saya berjalan pelan-pelan sambil mencari tempat lagi, ketika saya belok, lalu saya melihat “SELAMAT DATANG SISWA-SISWI BARU DI SMK SAGA MULIA” hah? disini tempatnya? waduh…
alhamdulillah samapi juga tenyata ketempat yang dituju….
saa masuk lalu saya sms lagi kepseknya, “pak saya sudah sampai. bapak ada dimana?” hahaha tidak sopan saya, jangan ditiru ya! bertemulah saya dengan beliau, saya berikan lamaran saya, langsung tanya jawab, dan selesai, waktu itu pukul 12.45 saya pulang, tapi sewaktu keluar dari kantor kepsek tersebut, hah? kunci motr kmana ya? ketinggalan kali ya? lau kepsek bertanya kenapa? maaf pak kunci motor saya sepertinya ketingalan tapi ga tau dimana.. ya udah kita cari dulu di ruangan saya barangkali emang disana saya masuk lagike ruangan dia, tapi ternyata tidak ada, lalu saya berkata mungkin di motor kali pak, lupa di ambil, dan ternyata benar! kunci motor saya masih menggantung di motor, dengan rasa malu saya ijin pulang, dan sampailah saya di rumah dan sampai sekarang saya masih nunggu keterima taua tidak..
hahaha

Selamat Jalan Nenek Tercinta

mau dimulai darimana ya bikin note kali ini?
hmmm….dari kata2 yang sedikit ga nyambung, ga terkoordinir, dan ga baku aja kali ya?
“Bismillahirrohmanirrohim…”
hari ini 26 Juli 2011 saya awali hiduup di pagi ini dengan semangat! bangun lebih cepat tak seperti biasa, malah saya jalan ke tempat kerja lebih cepat pukul 06.15, yang biasanya 06.30..
tak adatanda atau kecurigaan atau apapun deh, sampai di tempat kerja langsung mengerjakan tugas dari atasan, walaupun lagi agak mumet karena something, tapi sebagai karyawan ya harus profesional dalam bekerja.
karena kebanyakan tugas istirahat hanya sekedar sholat pukul 13.30, langsuuuung bekerja lagi tanpa menghiraukan perut dan isinya berteriak kelaparan…
sampailah jam waktu pulang, entah kenapa di waktu-waktuu pulang bawa motor melaju melesat cepat malah tanpa menoleh sedikitpn,padahal bensin di motor lagi sekarat, sampainya di rumah matiin motor, saya lihat ayah saya keluar dari ruumah dengan pakaian muslim hija, aku fikir mau ke mesjid, tiba-tiba dia berkata “kayaknya nenek disana dah selesai, saya tadi lihat ada rame-rame di depan rumahnya” sedikit ga percaya tapi hati emang lagi deg degan daritadi, “ah.. atuh kalo nenek meninggal mah pasti ngasih kabar kesini,tapi ini ga ada kabar” jawab kakak saya.
aku masuk rumah belum sempat ganti baj, menyalakan tv,  sambil makan tak lama kemudian ternyata kakak dari si ibu datang “assalamualaikum.. tuh tengokin si ibu! udah beres,  mau di kuburkan sekarang” terasa sangat mendadak, kaget,shock,campur aduk kali ya!!
ayah, ibu, kakak pertama lalu bergegas berangkat. aku melajuu dengan motorku barengan dengan kakak perempuanku dan anaknya.
sesampainya disana, terbaringlah seorang nenek tua yang tak bernyawa sedang di kafani, itu terakhir kalinya saya melihat wajahnya yang bermuram duka, seketika air mata menetes lambat laun sang nenek terbungkus kain kafan, lalu aku beranjak shalat maghrib, dimana dulu saya selaluu shalat di mshola itu jika saya tinggal bersama nenek saya malah sewaktu SD akuu pernah menuulis cerita “LIBUURAN SEKOLAH DI RUMAH NENEK” saya makan, tidur, bercerita, dengan nenek saya. tapi yang terakhir aku lakukan adalah menggenggam tanah pekuburannya.
setelah maghrib, jasad nenek di sholawatkan, lalu di solatkan, sambil menangis aku mengcapkan takbir sebanyak 4 kali, setelah shalat sang imam berkata “BAIK INI MAYAIT?” “YA!!!” “MASUK SURGA INI MAYIT?” “YA!!!”, “INSYA ALLOH!!”” aku menangis lebih-lebih ketika mendengar it, karena terlau banyak kenangan dengan nenek. setelah itu jasad sang nenek aku bawa, dan akupuun ikut membawa di depan, dengan berucap “LA ILAA HA ILLALLOHHHH…” aku menangis sedu kecil, sesampainya di pekburan akuu melihat jasad sang nenek perlahan di masuuukan ke liang lahat, aku melihatnya, perlahan dia menghilang di timbun tanah, berteman snyi, gelap, dan kesempitan rumah barunya. aku berdoa semoga ia dilapangkan dalam kuuburnya sebagaimana dia melapangkan hatinya untuuk anaknya, dan untukku cucunya, setelah itu aku berdoa sembari menggenggam tanah pekuburannya, setelah itlah perjumpaanku dengannya selesai, aku titipkan doa dan rinduku untukmu nek!
SELAMAT JALAN NENEKKU TERCINTA, SEMOGA KAU TENANG DI ALAM SANA!
TUNGGU ANAK DAN CUUMU DI SURGANYA ALLOH.
AMIN, AMIN YA ROBBAL ALAMIN..

Terimakasih Untuk Semuanya

mulai saat ini aku harus menerima pemberian Tuhan, memang apa yang kita panen adalah apa yang kita hasilkan, mungkin selama ini aku selalu menanam melati, tapi melati itu layu karena tak pernah aku siram dan tak pernah aku rawat sehingga ia layu, mengerut dan mengeluh, yang akhirnya dia tak berbuga lagi yang ada hanya duri yang aku petik..
terlebih, di sela-sela aku menanam melati, aku malah mencari bibit yang lain yang menurutku bisa tumbuh subur di halaman rumahku, yang nyatanya karena aku tak ingin pilih kasih terhadap bunga itu, aku hampir tak sempat memberi kesejukan, malah aku hanya memberi air asin yang panas, dan yang membuat bungaku menggigil sendiri dalam keterpurukan, dia bersabar menunggu bantuan datang, sementara aku tak mau menerima bantuan dari siapapun karena aku berpikir aku bisa menyelesaikannya sendiri, tapi nyatanya aku terlalu diam, terlau senang dengan kemewahanku yang akhirnya aku hanya bisa melihat tanamnaku diinjak olehku sendiri.
aku membuai, aku bernoda, aku berdusta, dan sekarang aku hanya meratapi ranting-ranting yang penuh dendam dihadapku, tak penting lagi sebuah pengorbanan, kepercayaan, cinta, sayang, pujian, hinaan, ataupun yang lain, lir ibarat PANAS SETAHUN DIBALS HUJAN SEHARI.
Tuhan jika karma ini hanya kau berikan pada 1 orang lelaki di dunia ini, biarkanlah aku yang merasakan karma itu, jangan kau cetak lagi lelaki-lelaki seperti aku yang hanya bisa mengumbar janji dan harapan kosong, aku berkorban tapi pengorbananku itu hanya akan membuat orang didekatku menjadi korbannya,
sesuai pepatah bilang, cukup menyesali diri saja tak cukup kawan, biar dirimu dan waktu yang akan menghukummu, itu sudah jauh lebih sepadan ketimbang kau dipancung 1000 kali, itu akan lebih baik daripada engkau berlali ditengah terik matahari di gurun sahara, dan itu akan lebih baik lagi ketimbang kau ditancap ribuan sembili.
maaf Tuhan, aku telah menyalahi aturan-Mu, aturan cinta-Mu, aturan berkasih, dan aturan hidup yang engkau beri untukku, maaf jika hati telah bertutur kata yang tak sepadan dengan tingkah laku ini, maaf jika kata-kata ini telah membuat orang-orang disekelilingku menjadi terbuai terbang tinggi serasa bahagia yang ternyata akhirnya aku tangkis dari langit-langit cinta dan aku jatuhkan Dia, terasa sakit dalam diri dan hatinya, tapi aku manusia yang tak berperasaan ini hanya tertawa lepas, puas, seakan hidup hanya untuk dilewati saja, semua orang tak akan tahu apa isi hatiku, tapi aku tahu, dan aku tak mau berucap, CUKUP!!!
CUKUP UNTUK AKU SESALI, UNTUK AKU RENUNGKAN, DAN CUKUP UNTUK AKU PERBAIKI.
maaf, maaf untuk kalian-kalian sang terkasih Tuhan, aku kirim rangkaian kata maaf tapi tak sampai, ingin aku membuai kata maaf yang aku rangkai dari masryiq ke maghrib, tapi itu tak akan ada gunanya, akan aku ukir kata maaf dengan semua tetsan darahku tapi itu semua tak ada guna, ingin aku rangkai kata maaf dengan semua lembaran kertas yang ada di dunia ini dengan tetesan tinta air laut, tapi sampai kapanpun tak ada guna meskipun aku berdoa pada tuhan agar memberikan aku kesempatan mengulang dan perbaiki semuanya, semuanya tak akan berguna karena aku telah jauh, telah hina, telah nista, dan aku akan berbaring di sel-sel kebencianku terhadap diriku sendiri, aku berdiri dibalik jeruji rayuan gombalku sendiri dan aku hanya akan memakan duri yang aku petik dari tanaman yang aku tanam.
maaf, maaf karena hati telah bermain api, hingga akhirnya aku yang hangus dengan apiku, hingga hati ini tak berbenuk lagi, yang terlihat hanya gelap, hitam, legam, tenggelam di samudera kekhilafan.
terimakasih untuk sang terkasih dengan semua keikhlasan akan sikapku yang telah rapuh, atas semua kesabaran akan tindakanku yang tak perhatikan kondisi, atas semua rasa yang aku buat menjadi pahit sampai akhirnya sang terkasih harus meminumnya, dan terimakasih atas semua kejatuhan hati sang terkasih yang membuatmu terbunuh dengan semua sikap burukku.
jangan ada lagi sang terkasih yang tersakiti oleh lelaki-lelaki sepertiku, cukup. aku telah merasakan nikmatnya menyakiti, menghardik satu dengan yang lainnya, berdusata, dan terlebih aku telah merasakan nikmatnya hukuman hati.
biarlah ini emenjadi pelajaran penting dan berharga di semua kehidupanku, tak akan sadar jika tak ada yang menghinaku, tak akan sadar jika belum ada yang mencaciku, memakiku, dan mendendamiku.
terimakasih untuk semua kebencian, untuk semua amarah, untuk semua hinaan, untuk semua kata-kata yang menjatuhkan, dan terimakaih ats semua tindakan yang membuat sang makhluk meniggalkanku.
cukup dengan semua ini aku merasakan indahnya hidup, aku tak akan bahagia jika sang makhluk tak mengajariku arti amarah, kebencian, hinaan, cercaan, dan kata-kata yang menjatuhkan, mungkin di hari-hari berikutnya aku akan menangis atau mungkin tertawa lepas karena mengingat hal ini, hal terbodoh, tergila, terekstrim, tergila, terceroboh, terparah, dan ter-ter yang lain yang tak bisa aku sebutkan.
terimakasih tuhan kau telah mengirimi ilham ini, aku menjadi tahu bagaimana caranya menghargai dan menjaga harti sang terkasih ini.

Jangan Bikin Gue Bingung Dong!

ahhahahahasekkk udah ulai hobi lagi nih geu bikin note, nah tapi bingung nih gue mau mulai darimana.
dari hari minggu yang gure nonton Bioskop Misbar (gerimis bubar alias layar tancep) atau dari HP gua ketinggalan sampe2 cewe gue marah, atau dari sejak gue ngobrol jadi Galau yahhh? ahh darimana aja deh yang penting gue bikin note, toh permasalahannya kan bukan itu!
gini nih kalo jadi orang serba ngambil kesempatan, ada ribetnya juga! sejak bulan Agustus lalu gue ikutan tes beasiswa di STIE BINANIAGA, dan alhamdulillah sih gue LOLOS 100%, walo per semester gue harus bayar RP. 200.000 perak juga.
dimulai dari tawaran Pa Iqbal Kepsek Gue (DULU) yang ngasih Job ke gue buat jadi Tata Usaha di SMK SAGAMULIA (Liat Ceritanya di note2 sebelumnya aja ya!) nah ketika gue mau resign (baru mau aja sih minggu ini soalnya gajian belum turun2 haha) nah lho? koq ceritanya kaga nyambung yah? gini waktu senin kemarin itu gue mau ngambil Ijazah gue yang gue PEUYEUM di T.A (tapi ga beranak juga yah?) eh ternyata kga ada tuh orangnya, ya udah gua balik lagi cuma ngobrol doang dikit, tadi (selasa, 4 Oktober 2011) gue dateng lagi ke T.A ngambil Ijazah ya sekalian kumpul juga sama anak paskib.
nah! darisini gue mulai bingung! waktu gue ditanya kerja atau kuliah gua bilang aja nganggur, toh kerja mau keluar, kuliah juga belum! pan gantung gue!
tiba-tiba tuh guru nyeletuk “zan! nyari kerja itu susah! saya kalo jadi kamu lebih milih kerja aja dan nyari kuliah yang sore! daripada saya kuliah pagi tapi ga punya duit? kan seengganya kalo kerja ada tabungan juga gitu buat uang saku+bisa ngasih juga ke ortu! nah kalo kuliah? gimana? mau pinjem duit ke orang juga ga akan dikasih kau! toh kamu ga kerja!…” (dan bla bla bla ngomongn gue seolah gue itu terpidana atau tersangka yang nyuri rambutan tetangga! nyeramahinnya lebay banget! (maaf lagi ga puguh hati jadi bingung mau ngasih kata-kata apa yang lebih tepat! “gua cuma bilang “oh ia ia nanti saya pikirkan lagi saya mau gimnana”. dia malah nyeletuk lagi “udahlah zan ngapain kamu ngambil beasiswa kalo cuma D3! toh kerja hasilnya sama kaya SMK! kamu kuliah juga cuma buat kerja kerja juga kan? ngapain nyari kerja lagi! udah dikasih kerjaan tapi malah gitu! sayang tau! liat temen2 kamu asih banyak yang pengangguran! kamu dikasih kerja malah mau ditinggalin1 saran saya kamu pikirin baik2 lagi terusin lagi kerja jangan ambil kuliah itu! kan cuma D3 zan!” heueuhl;ah ia ia aja gua mah (padahal dalam hati bilang “koq malah lu yang semangat buat kerja? gua kan masih pengen nyari ilmu!”).
nah sob, akang, teteh, ibu, bapak, adik, kaka, sekarang saya harus gimana? ikutin nasihat dari guru saya itu atau tetep lanjut pada kuliah beasiswa saya?
hayo jawab?..
hahahha
udah ah cangkeul gua, mau pulang aja.
dadadahhhhh……….
oh ia belum bilang makasih, makasih ya! buat semua orang yang ngasih semangat ke gue, dari keluarga gue, sahabat gue, anak Paskibra Cakrawala yang masih setia baris, cewe gue, mantan gue, BSI yang selalu bersatu, dan semuamuauamuamuamuanya dah….
sampai jumpa di note saya selanjutnya!

Sabtu, 04 Agustus 2012

Cinta..

Cinta,
andai kau mengerti
betapa aku sangat menyayanginya
andai kau tahu betapa aku mencintainya.
cinta,
andai dia tahu
setiap waktuku tak luput akan bayangnya
andai dia merasakan setiap titik kerinduan saat jauh darinya.
cinta,
andai ia tahu aku berurai air mata saat ia kubuat kesal dan marah
andai ia sadar bahwa aku sungguh hanya ingin bahagiakannya
cinta,
andai dia tahu bahwa aku mencintainya,
sangat mencintainya.