Rabu, 05 Desember 2012

Renungan Kita


 


Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Kawan, apa yang kamu pikirkan ketika melihat detak jam yang terus berputar melewati waktu-waktu yang lalu, menemani setiap hembusan nafas kita, mengikuti setiap langkah kita, mengejar setiap pergerakan kita.
Apa yang ingin kamu lakukan saat kamu melihat dunia begitu mengucilkanmu dengan segala perubahannya, kegelapan yang mengajakmu terus berbuat kejahatan, syaitan-syaitan yang selalu mencoba memasuki setiap hembusan nafas kita, mimpi-mimpi yang tak kunjung kita raih.

Allah Tuhan yang Esa,
Tidak malukah kita kepada-Nya atas waktu yang masih kita miliki?
Waktu yang masih kita gunakan untuk tidak bersegera menyambut seruannya, waktu yang masih kita gunakan untuk berelimut saat adzan subuh tiba, waktu yang masih kita gunakan untuk bekerja saat Dzuhur tiba, waktu yang kita gunakan untuk menanggungkan pekerjaan kita saat Ashar, waktu yang masih kita gunakan untuk beristirahat di waktu Maghrib dan Isya.
Tidak malukah kita kepada-Nya atas waktu yang Ia berikan?
Waktu yang Ia berikan untuk kita berbuat baik dari detik ke detik selanjutnya, waktu yang masih Ia berikan untuk melihat Keesan-Nya, waktu yang masih berikan sebagai kesempatan hidup bagi kita makhluk yang berpikir, waktu yang masih Ia berikan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita terdahulu.
Tidak malukah kita kepada-Nya atas kasih sayang yang diberikan lewat Hidup kita?
Kehidupan yang masih kita gunakan untuk mengejar duniawi semata, kehidupan yang digunakan hanya untuk menjauh dari-Nya, kehidupan yang kian kemari menjadi cambuk bagi diri kita sendiri, kehidupan yang kita buat untuk menghancurkan saudara kita sendiri, kehidupan yang kita gunakan untuk berteman dengan hawa nafsu semata.
Tidak malukah kita kepada-Nya atas nikmat yang diberikan lewat anggota tubuh kita?
Tangan yang masih kita gunakan untuk mengambil hak orang lain, tangan yang masih memukuli saudara kita sendiri, tangan yang masih melukai diri kita sendiri.
Kaki yang masih melangkah menjauh dari majlis-majlis ilmu, kaki yang masih melangkah menjauhi para alim ulama, kaki yang masih melangkah menjauhi panggilan Allah.
Mata yang masih kita gunakan untuk melihat kebathilan, mata yang masih kita gunakan untuk melihat kemaksiatan, mata yang belum sepenuhnya kita gunakan untuk melihat kalam ilahi.
Telinga yang msih kita gunakan untuk mendengarkan alunan-alunan syaitan, telinga yang masih kita gunakan untuk mendengarkan pembicaraan orang lain, telinga yang belum sepenuhnya kita gunakan untuk mendengarkan kalam ilahi.
Mulut yang masih kita gunakan untuk mencemooh saudara kita sendiri, mulut yang masih kita gunakan untuk mencela saudara kita sendiri, mulut yang masih kita gunakan untuk berbohong, mulut yang belum sepenuhnya kita gunakan untuk membaca kalam ilahi.
Hati yang masih kita gunakan untuk mendengki pada saudara kita sendiri, hati yang masih rapuh saat tertimpa musibah.
Kawanku,
Tuhan masih sayang pada kita, Tuhan masih peduli pada kita.
Kita masih diberikan kesempatan bernafas sampai detik ini, Tuhan percaya pada kita untuk dapat berbuat lebih baik lagi. Tuhan belum mengambil tangan dan kaki kita, Tuhan belum membutakan mata dan hati kita, Tuhan belum membuat mulut kita gagu, Tuhan belum menulikan telinga kita.
Sebelum itu semua terjadi, mari kita gunakan setiap hembusan nafas kita dengan baik, Tuhan tidak memberikan waktu untuk kita buang percuma, sebelum kita berselimutkan kain putih dan tertimbun tanah, mari kita bersama memperbaiki diri kita. Karena Tuhan maha adil, karena Allah Tuhan kita, selalu melihat perbuatan kita, sekecil apapun itu.


Tidak ada komentar: